Apa itu Sanca Kembang / Sanca Batik:
Sanca kembang / Sanca batik adalah sejenis ular tak berbisa yang berukuran besar.
Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 10 meter.
Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan.
Nama-nama lainnya adalah ular sanca, ular sawah, sawah-n-etem (Simeulue), ular petola (Ambon), dan dalam bahasa Inggris reticulated python atau kerap disingkat retics.
IDENTIFIKASI:
Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar.
Keluarga sanca (Pythonidae) relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya.
Di Indonesia barat, ada lima spesiesnya:
Tiga spesies bertubuh gendut pendek yakni kelompok ular peraca di Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
- Kelompok Python Curtus : Python. curtus, Python. brongersmai dan Python. breitensteini
Dua spesies yang lain bertubuh relatif panjang. Kedua-duanya menyebar dari Asia hingga Sunda Besar, termasuk Jawa.
- Kelompok Python Muscular : Python. molurus (sanca bodo) dan Python. reticulatus.
Python. molurus memiliki pola kembangan yang berbeda dari Python. reticulatus, terutama dengan adanya pola V besar berwarna gelap di atas kepalanya.
Sanca kembang memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (reticula, jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya.
Satu garis hitam tipis berjalan di atas kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang membagi dua kanan kiri kepala secara simetris.
Dan masing-masing satu garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati mata ke belakang.
Sisik-sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 70-80 deret, sisik-sisik ventral (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga ke anus, sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 75-102 pasang.
Perisai rostral (sisik di ujung moncong) dan empat perisai supralabial (sisik-sisik di bibir atas) terdepan memiliki lekuk lubang batang hidung (heat sensor pits) yang dalam.
PENYEBARAN:
Sanca kembang terhitung ular yang terbesar dan terpanjang di dunia.
The Guinness Book of World Records tahun 1991 mencatat sanca kembang sepanjang 32 kaki 9.5 inci (sekitar 10 meter) sebagai ular yang terpanjang.
Namun yang umum dijumpai adalah ular-ular yang berukuran 5-8 meter.
Sedangkan berat maksimal yang tercatat adalah 158 kg (347.6 lbs).
Ular sanca termasuk ular yang berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun.
EKOLOGI:
Sanca kembang hidup di hutan-hutan tropis yang lembab.
Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari aliran air seperti sungai, kolam dan rawa.
Makanan utamanya adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lainnya seperti biawak.
Ular yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan.
Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa.
Ular ini lebih senang menunggu daripada aktif berburu, barangkali karena ukuran tubuhnya yang besar menghabiskan banyak energi.
Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (constricting) hingga mati kehabisan nafas.
Beberapa tulang di lingkar dada dan panggul mungkin patah karenanya.
Kemudian setelah mati mangsa ditelan bulat-bulat mulai dari kepalanya.
Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali.
Menurut penuturan Murphy and Henderson seekor sanca yang dipelihara di Regent’s Park pada tahun 1926 menolak untuk makan selama 23 bulan, namun setelah itu ia normal kembali.
SANCA DAN MANUSIA:
Sanca --terutama yang kecil--
kerap dipelihara orang karena relatif jinak dan indah kulitnya.
Pertunjukan rakyat, seperti topeng monyet, seringkali membawa seekor sanca kembang yang telah jinak untuk dipamerkan.
Sirkus lokal juga terkadang membawa sanca berukuran besar untuk dipamerkan atau disewakan untuk diambil fotonya.
Sanca banyak diburu orang untuk diambil kulitnya yang indah dan bermutu baik.
Lebih dari 500.000 potong kulit sanca kembang diperdagangkan setiap tahunnya.
Sebagian besar kulit-kulit ini diekspor dari Indonesia, dengan sumber utama Sumatra dan Kalimantan.
Semua adalah hasil tangkapan di alam liar.
Jelas perburuan sanca ini sangat mengkhawatirkan karena mengurangi populasinya di alam.
Catatan dari penangkapan ular komersial di Sumatra mendapatkan bahwa sanca kembang yang ditangkap ukurannya bervariasi antara 1 m hingga 6 m, dengan rata-rata ukuran untuk jantan 2.5 m dan betina antara 3.1 m (Medan) – 3.6 m (Palembang).
Kira-kira sepertiga dari betina tertangkap dalam keadaan reproduktif.
Hingga saat ini, ular ini belum dilindungi undang-undang.
Organisasi CITES memasukkannya ke dalam Apendiks II.
PENYEBARAN:
Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia.
Sanca kembang merupakan penyebaran yang terluas dari semua spesies Python.
STATUS DIALAM LIAR:
Penyebarannya sangat luas tetapi jumlahnya yang berkurang, karena eksploitasi untuk mendapatkan kulit dan dagingnya.
Pada tahun 2002 eksport kulit ular ini sebesar 437.500. Kenyataan buruk ini menunjukan secara legal lebih mudah memindahkan ular mati daripada yang hidup.
DESKRIPSI:
Sanca Kembang berbentuk langsing untuk ukurannya dan berkembang dengan lingkar tubuh yang berotot yang cendrung tetap membulat dari pada memipih seperti ular pembelit lainnya.
Sanca raksasa ini sangat bermacam-macam, dengan motif jaring atau rantai dengan warna dasar perak (abu-abu) atau perak coklat.
Motif punggungnya adalah ciri khas warna dasar dari ular ini dan bergaris tepi warna hitam dan kuning, oranye atau coklat. Bintik-bintik di samping badannya berwarna terang.
Seluruh tubuhnya memantulkan warna “hologram” (seperti pelangi).
Sanca Kembang yang baru ditangkap dari alam liar (wild caught) cenderung menjadi binatang yang sangat gugup (ketakutan) dan bertahan dengan cara mengigit untuk berusaha lepas dari pegangan kita dan kabur.
Tetapi hasil ternakan (captive breed) biasanya tenang dan bahkan jinak, hewan yang pintar yang senang berinteraksi bila si pemelihara membuatnya begitu.
Jenis ini adalah pilihan yang bagus yang bisa memberikan perbedaan yang sangat besar dalam pengalaman memelihara ular.
- Deskripsi ukuran:
Ular yang baru menetas kurang lebih mempunyai panjang 24inci.
Ukuran dewasa (Masa Kawin) Betina sekitar 17 kaki lebih, jantan 12 kaki s/d 14 kaki.
Ukuran yang pernah tercatat sekitar 33 kaki (11meter) dan berat 300 pon (150 kg) lebih.
- Deskripsi umur hidup :
Sanca Kembang dapat hidup 30 tahun atau lebih di dalam kurungan.
MUTASI WARNA:
Warna dan motifnya meliputi T- albino, T+ albino, Tiger, Super Tiger, Albino Tiger, dll.
Daerah Sumatra
- Kelompuk jenis warna di Sumatra / Pulau Sumatera :
Indentik dengan warna abu2nya yang kental/dominan.
retic terbesar didunia saat ini yang dipelihara berasal dari Jambi pertama kali ditemukan tahun 2002 dengan panjang 14.85m dan berat 447kg menurut berita harian 'Suara Merdeka' dan menurut berita harian 'Republika' memberitakan ketika ditangkap ular tersebut memuntahkan seekor rusa betina dewasa.
ular ini dinamakan "Kembang Wangi".
- Kelompok jenis warna di Pulau Nias / Pulau Batu :
secara typikal "high contrast" sumatra,warna yang terang dan kontras sekali
- Kelompok jenis warna di Medan :
Biasanya sedikit garis dn bagian ekor motif lateralnya hilang mirip dengan sunfire retic.
Daerah Jawa
- Kelompok jenis warna di Jawa :
krem campur dengan coklat dan perak.typikal mainland Indonesia ada yg "yellowhead" ada juga yg tidak tergantung lokasi jawa nya.
locality jawa barat,jawa timur,jawa tengah. jenis reticnya berbeda-beda dari segi pola / motif dan warna.
Daerah Borneo
- Kelompok jenis warna di Pulau Kalimantan dan Serawak :
Retic ini identik dengan motif "granite" nya di bagian punggungnya
Daerah Sulawesi
- Kelompok jenis warna di Sulawesi :
Ini mungkin retic pulau yang paling byk dipelihara di indonesia.
merupakan asli "giant", dengan "Yellow Heads / Kuning di bagian kepala" yg kontras.
sering ditemui dgn Kepalanya ada 4 titik atau lebih Matanya emas kehijauan tetapi hanya beberapa species dan macam-macam warna matanya.
- Kelompok jenis warna di Makassar:
Retic ini sangat identik sekali dari segi penampilan dan ukuran dengan Sulawesi.
Penamaan retic Makassar karena di dapat di kota makassar, Pada tahun 1912 ditemukan retic dengan ukuran 9,75 meter dekat kota makassar rekor dunia kedua setelah dari Jambi.
- Kelompok jenis warna Palopo :
Retics Palopo sangat mirip dengan 2 bentuk Sulawesi diatas tetapi semua spesimen yg pernah ditangkap memiliki "chain link" (menyerupai rantai) terletak di bagian utara kota makassar dan kepala kuning.
Beberapa species matanya ada yg berwarna gelap sekali berwarna hitam seperti batu onyx dan tidak kuning kepalanya.
- Kelompok jenis warna di Kepulauan Buton :
Pulau Buton terletak di bagian timur selatan Sulawesi.
Jenis ini tidak jauh beda dengan Sulawesi / Makassar.
- Kelompok jenis warna di Kepulauan Selayar (python reticulatus saputrai) :
Pulau Selayar terletak di selatan kota Makassar dari segi penampilan mirip dengan Sulawesi / Makassar tetapi warna kuning di motif samping sangat kental dan beberapa ada yang sedikit bintik-bintik hitam.
Matanya yg aneh warnanya perak kehijauan biasanya akan berkembang seiring degan umurnya.
Ukuran maksimal betina dapat mencapai 4,5 m ini termasuk jenis dwarf / boncel.
Merupakan subspecies yang diakui dan disahkan di seluruh dunia.
- Kelompok jenis warna di Pulau Tanahjampea (python reticulatus jampeanus) :
Retic Jampea memiliki pola yang buram dominasi warna perak, abu-abu, hiaju, coklat dan kuning.
Warna matanya typical tembaga keperak-perakkan beberapa orang bilang retic ini jenis Dwarf / boncel.
Panjang maksimal betina dapat mencapai 3 meter. Saat ini di perkirakan ada yang mencampai 4,5 meter untuk jenis kelamin betina dan merupakan subspecies resmi diakui dan disahkan.
- Kelompok jenis warna di Pulau Kayuadi :
Retic Pulau Kayuadi dikatakan panjang maksimal betina tidak sampai 3 meter motif Pola dan warna mirip dengan jampea, banyak diobservasikan warna matanya yang variatif dari oranye, oranye kehitaman,tembaga keperak-perakkan, tembaga keoranyean dan kehijauaan.
Kemungkinan besar satu subspesies dengan jampea mungkin juga dengan subspecies baru.
- Kelompok jenis warna di Pulau Kalaotoa :
Retic di Pulau Kalaotoa memiliki ciri-ciri warna emas gelap dan silver gelap, matanya berwarna perak.
- Kelompok jenis warna di Pulau Madu :
Pulau Madu adalah pulau terkecil dari Taka Bonerate chain.
sangat dekat speciesnya (close related) dgn kalaotoa dari Bonerate Pygmy locality yang lainnya.
Beberapa orang menilai dan meniliti retic ini merupakan retic terkecil dari semua Bonerate Pygmy (Dwarf / Super Dwarf) Reticulated Pythons.
Subspecies retic madu ini dinamakan Python reticulatus boneratensis.
Secara geografis semua binatang dari jenis kelompok Bonerate / Taka'Bonerate akan menjadi subspecies baru tidak hanya reptil saja.
Daerah Maluku
- Kelompok jenis warna di kepulauan Halmahera :
Retic ini identik dengan warnanya yang ekstrim emas dan pola unik yang menyambung.
banyak ditemukan yang berwarna gelap hitam sangat kental dengan warna mata tembaga. termasuk jenis dwarf / boncel.
- Kelompok jenis warna di kepulau Gebe :
Sering dibilang dan disebut jenis boncel baru (new dwarf locality), reticnya sangat mirip dengan kelompok jenis Maluku tetapi lebih gelap.
Diperkirakan retic-retic ini migrasi di karenakan kepulauan Gebe sangat dekat dengan pulau Waigeo, dan bayak pulau-pulau kecil lainnya.
Pulau Morotai :
belum teridentifikasi
Pulau Ternate :
belum terindentifikas
Daerah Seram
- Kelompok jenis warna di Ambon :
Kepala kuning dan sangat terang sekali warnanya mirip dengan buton akan tetapi motifnya berbeda.
- Kelompok jenis warna di Seram :
Kepala kuning mirip dengan Ambon, juga dengan Pulau Gebe.
Daerah Selat Sunda
- Kelompok jenis warna di Bali :
Dengan warna kepala yang kuning terang dan pola / motif yg kontras hitam pekat tidak jauh beda dengan retic jenis Pulau Jawa namun dari segi ukuran retic bali lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Jawa.
Beberapa peniliti eropa menilai retic bali termasuk dwarf.
Daerah Nusa Tenggara Barat
- Kelompok jenis warna di Pulau Lombok :
sekilas mirip dengan halmahera namun kepalanya tidak kuning.
- Kelompok jenis warna di Pulau Sumbawa:
sama persis dengan Pulau Lombok.
Daerah Nusa Tenggara Timur
- Kelompok jenis warna di Flores :
motif sangat mirip degan bali namun warna matanya lebih ke oranye dengan warna badan perak seperti tembaga.
Jenis ular retic di Flores sangatlah tempramen.
- Kelompok jenis warna di Kupang :
Jenis retic di Kupang kepalanya tidak kuning namun termasuk unik, karena mempunyai motif samping yang sama dengan motif di bagian punggung dan di sebut sebagai "motif tembus".
Edited by :
Admin
Source By :
wikipedia
Sanca kembang / Sanca batik adalah sejenis ular tak berbisa yang berukuran besar.
Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 10 meter.
Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan.
Nama-nama lainnya adalah ular sanca, ular sawah, sawah-n-etem (Simeulue), ular petola (Ambon), dan dalam bahasa Inggris reticulated python atau kerap disingkat retics.
IDENTIFIKASI:
Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar.
Keluarga sanca (Pythonidae) relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya.
Di Indonesia barat, ada lima spesiesnya:
Tiga spesies bertubuh gendut pendek yakni kelompok ular peraca di Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
- Kelompok Python Curtus : Python. curtus, Python. brongersmai dan Python. breitensteini
Dua spesies yang lain bertubuh relatif panjang. Kedua-duanya menyebar dari Asia hingga Sunda Besar, termasuk Jawa.
- Kelompok Python Muscular : Python. molurus (sanca bodo) dan Python. reticulatus.
Python. molurus memiliki pola kembangan yang berbeda dari Python. reticulatus, terutama dengan adanya pola V besar berwarna gelap di atas kepalanya.
Sanca kembang memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (reticula, jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya.
Satu garis hitam tipis berjalan di atas kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang membagi dua kanan kiri kepala secara simetris.
Dan masing-masing satu garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati mata ke belakang.
Sisik-sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 70-80 deret, sisik-sisik ventral (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga ke anus, sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 75-102 pasang.
Perisai rostral (sisik di ujung moncong) dan empat perisai supralabial (sisik-sisik di bibir atas) terdepan memiliki lekuk lubang batang hidung (heat sensor pits) yang dalam.
PENYEBARAN:
Sanca kembang terhitung ular yang terbesar dan terpanjang di dunia.
The Guinness Book of World Records tahun 1991 mencatat sanca kembang sepanjang 32 kaki 9.5 inci (sekitar 10 meter) sebagai ular yang terpanjang.
Namun yang umum dijumpai adalah ular-ular yang berukuran 5-8 meter.
Sedangkan berat maksimal yang tercatat adalah 158 kg (347.6 lbs).
Ular sanca termasuk ular yang berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun.
Kelamin dewasa dapat mencapai pada umur antara 2-4 tahun.
Ular-ular betina memiliki tubuh yang lebih besar.
Jika yang jantan telah mulai kawin pada panjang tubuh sekitar 7-9 kaki, yang betina baru pada panjang sekitar 11 kaki.
Musim kawin berlangsung antara September hingga Maret di Asia.
Panjangnya dapat berkurang pada siang hari.
Dan menurunnya suhu udara merupakan faktor pendorong yang merangsang musim kawin.
Dan menurunnya suhu udara merupakan faktor pendorong yang merangsang musim kawin.
Namun demikian, musim ini dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Menurut keterangan Shine et al. pada tahun 1999 bahwa sanca kembang di sekitar Palembang, Sumatera Selatan, bertelur antara September-Oktober, sementara di sekitar Medan, Sumatera Utara antara bulan April-Mei.
Jantan maupun betina akan berpuasa di musim kawin, sehingga ukuran tubuh menjadi hal yang penting di sini. Betina bahkan akan melanjutkan puasa hingga bertelur, dan sangat mungkin juga hingga telur menetas.
Sanca kembang dapat bertelur antara 10 hingga sekitar 100 butir.
Telur-telur ini ‘dierami’ pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama 80-90 hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari.
Ular betina akan melingkari telur-telur ini sambil berkontraksi.
Gerakan otot ini menimbulkan panas yang akan meningkatkan suhu telur beberapa derajat di atas suhu lingkungan.
Betina akan menjaga telur-telur ini dari pemangsa hingga menetas.
Namun hanya sampai itu saja, begitu menetas, bayi-bayi ular itu ditinggalkan dan nasibnya diserahkan ke alam.
Sanca kembang menyebar di hutan-hutan Asia Tenggara.
Mulai dari Kepulauan. Nikobar, Burma hingga ke Indochina.
Di Selatan melewati Semenanjung Malaya hingga ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara (hingga Timor Leste), Sulawesi,
Dan di utara hingga Filipina.
Sanca kembang memiliki tiga subspesies.
Selain P.r. reticulatus yang hidup menyebar luas.
Dua lagi adalah P.r. jampeanus yang menyebar terbatas di Pulau Tanah Jampea dan P.r. saputrai yang menyebar terbatas di Kepulauan Selayar.
Kedua-duanya di terletak di sekitar pantai selatan Sulawesi Selatan.
EKOLOGI:
Sanca kembang hidup di hutan-hutan tropis yang lembab.
Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari aliran air seperti sungai, kolam dan rawa.
Makanan utamanya adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lainnya seperti biawak.
Ular yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan.
Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa.
Ular ini lebih senang menunggu daripada aktif berburu, barangkali karena ukuran tubuhnya yang besar menghabiskan banyak energi.
Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (constricting) hingga mati kehabisan nafas.
Beberapa tulang di lingkar dada dan panggul mungkin patah karenanya.
Kemudian setelah mati mangsa ditelan bulat-bulat mulai dari kepalanya.
Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali.
Menurut penuturan Murphy and Henderson seekor sanca yang dipelihara di Regent’s Park pada tahun 1926 menolak untuk makan selama 23 bulan, namun setelah itu ia normal kembali.
SANCA DAN MANUSIA:
Sanca --terutama yang kecil--
kerap dipelihara orang karena relatif jinak dan indah kulitnya.
Pertunjukan rakyat, seperti topeng monyet, seringkali membawa seekor sanca kembang yang telah jinak untuk dipamerkan.
Sirkus lokal juga terkadang membawa sanca berukuran besar untuk dipamerkan atau disewakan untuk diambil fotonya.
Sanca banyak diburu orang untuk diambil kulitnya yang indah dan bermutu baik.
Lebih dari 500.000 potong kulit sanca kembang diperdagangkan setiap tahunnya.
Sebagian besar kulit-kulit ini diekspor dari Indonesia, dengan sumber utama Sumatra dan Kalimantan.
Semua adalah hasil tangkapan di alam liar.
Jelas perburuan sanca ini sangat mengkhawatirkan karena mengurangi populasinya di alam.
Catatan dari penangkapan ular komersial di Sumatra mendapatkan bahwa sanca kembang yang ditangkap ukurannya bervariasi antara 1 m hingga 6 m, dengan rata-rata ukuran untuk jantan 2.5 m dan betina antara 3.1 m (Medan) – 3.6 m (Palembang).
Kira-kira sepertiga dari betina tertangkap dalam keadaan reproduktif.
Hingga saat ini, ular ini belum dilindungi undang-undang.
Organisasi CITES memasukkannya ke dalam Apendiks II.
PENYEBARAN:
Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia.
Sanca kembang merupakan penyebaran yang terluas dari semua spesies Python.
STATUS DIALAM LIAR:
Penyebarannya sangat luas tetapi jumlahnya yang berkurang, karena eksploitasi untuk mendapatkan kulit dan dagingnya.
Pada tahun 2002 eksport kulit ular ini sebesar 437.500. Kenyataan buruk ini menunjukan secara legal lebih mudah memindahkan ular mati daripada yang hidup.
DESKRIPSI:
Sanca Kembang berbentuk langsing untuk ukurannya dan berkembang dengan lingkar tubuh yang berotot yang cendrung tetap membulat dari pada memipih seperti ular pembelit lainnya.
Sanca raksasa ini sangat bermacam-macam, dengan motif jaring atau rantai dengan warna dasar perak (abu-abu) atau perak coklat.
Motif punggungnya adalah ciri khas warna dasar dari ular ini dan bergaris tepi warna hitam dan kuning, oranye atau coklat. Bintik-bintik di samping badannya berwarna terang.
Seluruh tubuhnya memantulkan warna “hologram” (seperti pelangi).
Sanca Kembang yang baru ditangkap dari alam liar (wild caught) cenderung menjadi binatang yang sangat gugup (ketakutan) dan bertahan dengan cara mengigit untuk berusaha lepas dari pegangan kita dan kabur.
Tetapi hasil ternakan (captive breed) biasanya tenang dan bahkan jinak, hewan yang pintar yang senang berinteraksi bila si pemelihara membuatnya begitu.
Jenis ini adalah pilihan yang bagus yang bisa memberikan perbedaan yang sangat besar dalam pengalaman memelihara ular.
- Deskripsi ukuran:
Ular yang baru menetas kurang lebih mempunyai panjang 24inci.
Ukuran dewasa (Masa Kawin) Betina sekitar 17 kaki lebih, jantan 12 kaki s/d 14 kaki.
Ukuran yang pernah tercatat sekitar 33 kaki (11meter) dan berat 300 pon (150 kg) lebih.
- Deskripsi umur hidup :
Sanca Kembang dapat hidup 30 tahun atau lebih di dalam kurungan.
MUTASI WARNA:
Warna dan motifnya meliputi T- albino, T+ albino, Tiger, Super Tiger, Albino Tiger, dll.
Daerah Sumatra
- Kelompuk jenis warna di Sumatra / Pulau Sumatera :
Indentik dengan warna abu2nya yang kental/dominan.
retic terbesar didunia saat ini yang dipelihara berasal dari Jambi pertama kali ditemukan tahun 2002 dengan panjang 14.85m dan berat 447kg menurut berita harian 'Suara Merdeka' dan menurut berita harian 'Republika' memberitakan ketika ditangkap ular tersebut memuntahkan seekor rusa betina dewasa.
ular ini dinamakan "Kembang Wangi".
- Kelompok jenis warna di Pulau Nias / Pulau Batu :
secara typikal "high contrast" sumatra,warna yang terang dan kontras sekali
- Kelompok jenis warna di Medan :
Biasanya sedikit garis dn bagian ekor motif lateralnya hilang mirip dengan sunfire retic.
Daerah Jawa
- Kelompok jenis warna di Jawa :
krem campur dengan coklat dan perak.typikal mainland Indonesia ada yg "yellowhead" ada juga yg tidak tergantung lokasi jawa nya.
locality jawa barat,jawa timur,jawa tengah. jenis reticnya berbeda-beda dari segi pola / motif dan warna.
Daerah Borneo
- Kelompok jenis warna di Pulau Kalimantan dan Serawak :
Retic ini identik dengan motif "granite" nya di bagian punggungnya
Daerah Sulawesi
- Kelompok jenis warna di Sulawesi :
Ini mungkin retic pulau yang paling byk dipelihara di indonesia.
merupakan asli "giant", dengan "Yellow Heads / Kuning di bagian kepala" yg kontras.
sering ditemui dgn Kepalanya ada 4 titik atau lebih Matanya emas kehijauan tetapi hanya beberapa species dan macam-macam warna matanya.
- Kelompok jenis warna di Makassar:
Retic ini sangat identik sekali dari segi penampilan dan ukuran dengan Sulawesi.
Penamaan retic Makassar karena di dapat di kota makassar, Pada tahun 1912 ditemukan retic dengan ukuran 9,75 meter dekat kota makassar rekor dunia kedua setelah dari Jambi.
- Kelompok jenis warna Palopo :
Retics Palopo sangat mirip dengan 2 bentuk Sulawesi diatas tetapi semua spesimen yg pernah ditangkap memiliki "chain link" (menyerupai rantai) terletak di bagian utara kota makassar dan kepala kuning.
Beberapa species matanya ada yg berwarna gelap sekali berwarna hitam seperti batu onyx dan tidak kuning kepalanya.
- Kelompok jenis warna di Kepulauan Buton :
Pulau Buton terletak di bagian timur selatan Sulawesi.
Jenis ini tidak jauh beda dengan Sulawesi / Makassar.
- Kelompok jenis warna di Kepulauan Selayar (python reticulatus saputrai) :
Pulau Selayar terletak di selatan kota Makassar dari segi penampilan mirip dengan Sulawesi / Makassar tetapi warna kuning di motif samping sangat kental dan beberapa ada yang sedikit bintik-bintik hitam.
Matanya yg aneh warnanya perak kehijauan biasanya akan berkembang seiring degan umurnya.
Ukuran maksimal betina dapat mencapai 4,5 m ini termasuk jenis dwarf / boncel.
Merupakan subspecies yang diakui dan disahkan di seluruh dunia.
- Kelompok jenis warna di Pulau Tanahjampea (python reticulatus jampeanus) :
Retic Jampea memiliki pola yang buram dominasi warna perak, abu-abu, hiaju, coklat dan kuning.
Warna matanya typical tembaga keperak-perakkan beberapa orang bilang retic ini jenis Dwarf / boncel.
Panjang maksimal betina dapat mencapai 3 meter. Saat ini di perkirakan ada yang mencampai 4,5 meter untuk jenis kelamin betina dan merupakan subspecies resmi diakui dan disahkan.
- Kelompok jenis warna di Pulau Kayuadi :
Retic Pulau Kayuadi dikatakan panjang maksimal betina tidak sampai 3 meter motif Pola dan warna mirip dengan jampea, banyak diobservasikan warna matanya yang variatif dari oranye, oranye kehitaman,tembaga keperak-perakkan, tembaga keoranyean dan kehijauaan.
Kemungkinan besar satu subspesies dengan jampea mungkin juga dengan subspecies baru.
- Kelompok jenis warna di Pulau Kalaotoa :
Retic di Pulau Kalaotoa memiliki ciri-ciri warna emas gelap dan silver gelap, matanya berwarna perak.
- Kelompok jenis warna di Pulau Madu :
Pulau Madu adalah pulau terkecil dari Taka Bonerate chain.
sangat dekat speciesnya (close related) dgn kalaotoa dari Bonerate Pygmy locality yang lainnya.
Beberapa orang menilai dan meniliti retic ini merupakan retic terkecil dari semua Bonerate Pygmy (Dwarf / Super Dwarf) Reticulated Pythons.
Subspecies retic madu ini dinamakan Python reticulatus boneratensis.
Secara geografis semua binatang dari jenis kelompok Bonerate / Taka'Bonerate akan menjadi subspecies baru tidak hanya reptil saja.
Daerah Maluku
- Kelompok jenis warna di kepulauan Halmahera :
Retic ini identik dengan warnanya yang ekstrim emas dan pola unik yang menyambung.
banyak ditemukan yang berwarna gelap hitam sangat kental dengan warna mata tembaga. termasuk jenis dwarf / boncel.
- Kelompok jenis warna di kepulau Gebe :
Sering dibilang dan disebut jenis boncel baru (new dwarf locality), reticnya sangat mirip dengan kelompok jenis Maluku tetapi lebih gelap.
Diperkirakan retic-retic ini migrasi di karenakan kepulauan Gebe sangat dekat dengan pulau Waigeo, dan bayak pulau-pulau kecil lainnya.
Pulau Morotai :
belum teridentifikasi
Pulau Ternate :
belum terindentifikas
Daerah Seram
- Kelompok jenis warna di Ambon :
Kepala kuning dan sangat terang sekali warnanya mirip dengan buton akan tetapi motifnya berbeda.
- Kelompok jenis warna di Seram :
Kepala kuning mirip dengan Ambon, juga dengan Pulau Gebe.
Daerah Selat Sunda
- Kelompok jenis warna di Bali :
Dengan warna kepala yang kuning terang dan pola / motif yg kontras hitam pekat tidak jauh beda dengan retic jenis Pulau Jawa namun dari segi ukuran retic bali lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Jawa.
Beberapa peniliti eropa menilai retic bali termasuk dwarf.
Daerah Nusa Tenggara Barat
- Kelompok jenis warna di Pulau Lombok :
sekilas mirip dengan halmahera namun kepalanya tidak kuning.
- Kelompok jenis warna di Pulau Sumbawa:
sama persis dengan Pulau Lombok.
Daerah Nusa Tenggara Timur
- Kelompok jenis warna di Flores :
motif sangat mirip degan bali namun warna matanya lebih ke oranye dengan warna badan perak seperti tembaga.
Jenis ular retic di Flores sangatlah tempramen.
- Kelompok jenis warna di Kupang :
Jenis retic di Kupang kepalanya tidak kuning namun termasuk unik, karena mempunyai motif samping yang sama dengan motif di bagian punggung dan di sebut sebagai "motif tembus".
Edited by :
Admin
Source By :
wikipedia